IHSG Merosot, Bayang-Bayang Resesi AS Membayangi Pasar Saham Indonesia

Rohmat

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, selama periode 10-14 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan sebesar 1,81 persen. Sebelumnya berada di angka 6.636, indeks tersebut dalam sepekan terakhir turun ke level 6.515.

Selain itu, intensitas perdagangan saham di lantai bursa juga mengalami penurunan. Rata-rata frekuensi transaksi harian turun 1,48 persen, dari yang sebelumnya 1,10 juta kali transaksi menjadi 1,09 juta kali transaksi.

Dampak lainnya terlihat pada kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia yang juga mengalami penyusutan. Total nilai kapitalisasi turun dari Rp11.450 triliun menjadi Rp11.235 triliun atau terkoreksi 1,87 persen. Rata-rata volume transaksi harian pun tidak lepas dari tren negatif, mengalami penurunan sebesar 12,94 persen dari 19,88 miliar lembar saham menjadi 17,31 miliar lembar saham.

Tak hanya itu, nilai transaksi harian dalam satu pekan terakhir juga mengalami penurunan drastis. Rata-rata nilai transaksi harian menurun sebesar 28,43 persen, dari Rp13,14 triliun menjadi Rp9,40 triliun. Bursa Efek Indonesia mencatat bahwa sepanjang pekan lalu, investor asing melakukan aksi jual bersih dengan nilai mencapai Rp1,77 triliun.

Sementara itu, jika melihat tren sepanjang tahun 2025, aksi jual bersih oleh investor asing telah mencapai angka Rp26,04 triliun. Para pengamat pasar modal berpendapat bahwa kondisi ini dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian global yang masih menghantui pergerakan ekonomi dunia.

Salah satu faktor utama yang membuat IHSG cenderung melemah adalah kekhawatiran mengenai kemungkinan resesi ekonomi di Amerika Serikat. Hal ini dipicu oleh kebijakan tarif yang diterapkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, yang memanaskan ketegangan perdagangan internasional.

Also Read

Tags

Leave a Comment