Badai! Indonesia Punya PLTS Terapung Terbesar se-Asia Tenggara

Kapasitas PLTS Cirata sebesar 192 MWp, diklaim sebagai PLTS terapung terbesar se-Asia Tenggara. Bahkan hampir 30 kali lipat kapasitas PLTS terbesar di Eropa
Badai! Indonesia Punya PLTS Terapung Terbesar se-Asia Tenggara

PLTS Bendungan Cirata, Jawa barat


Speak.co.id – Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan pembangkit listrik yang mengubah energi surya (matahari) menjadi energi listrik. Sebagai negara khatulistiwa, Indonesia diuntungkan dengan sinar matahari yang berlimpah.

Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini tentu listrik menjadi kebutuhan utama. Tak heran kalau pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia berpotensi menjadi penopang untuk memacu energi terbarukan dalam bauran energi prime, seiring cita-cita untuk transisi energy dan mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

ABB, sebuah perusahaan global di bidang elektrifikasi dan otomatisasi, menyediakan proteksi relai Relion untuk mendukung Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung yang berlokasi di Waduk Cirata, Jawa Barat. Teknologi ABB mendukung pasokan listrik untuk sekitar 50.000 rumah dari energi yang dihasilkan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.

Kapasitas PLTS Bendungan Cirata sebesar 192-megawatt peak (MWp), atau hampir 30 kali lipat dari kapasitas Ladang Tenaga Surya Terapung terbesar di Eropa, terletak di waduk Alqueva, Portugal.

Proyek PLTS terapung seluas 250 hektare ini serupa dengan berbagai proyek instalasi tenaga surya terapung di dunia yang dibangun di atas pembangkit listrik tenaga air dengan tujuan menghasilkan pasokan listrik yang andal, efisien, dan bersih.

Kapasitas PLTS Bendungan Cirata sebesar 192-megawatt peak (MWp), atau hampir 30 kali lipat dari kapasitas waduk Alqueva, Portugal, Ladang Tenaga Surya Terapung terbesar di Eropa (Sumber: ANTARA Foto)Kapasitas PLTS Bendungan Cirata sebesar 192-megawatt peak (MWp), atau hampir 30 kali lipat dari kapasitas waduk Alqueva, Portugal, Ladang Tenaga Surya Terapung terbesar di Eropa (Sumber: ANTARA Foto)

Mega Proyek PLTS terapung yang diresmikan beberapa waktu lalu oleh Presiden Joko Widodo ini merupakan kolaborasi antara pemerintah Indonesia, melalui PT PLN Nusantara Power dengan Masdar, sebuah grup energi terbarukan yang berbasis di Abu Dhabi.

Dengan menggandeng tenaga ahli lokal, ABB berhasil menginstalasi, menguji, dan mengoperasikan switchgear berinsulasi udara primer (AIS) tegangan menengah (MV) pada tahap pertama proyek tersebut yang memiliki kapasitas 192-megawatt peak (MWp), atau hampir 30 kali lipat dari kapasitas Ladang Tenaga Surya Terapung terbesar di Eropa, yaitu waduk Alqueva, Portugal.

Ditambah lagi, jangkar dan tambatan yang digunakan di Bendungan Cirata, yang mencapai kedalaman 100 meter, merupakan yang terdalam di dunia. Keberadaan PLTS terapung ini diharapkan dapat menghindarkan 214.000-ton emisi karbon dioksida setiap tahunnya.

Commercial Vice President at ABB’s Electrification business in Indonesia, Ken Yap, menyatakan bangga dapat menjadi bagian dari proyek ini, yang tidak hanya strategis bagi Pemerintah Indonesia, namun juga memberikan sinyal positif bagi perekonomian global lainnya yang bermaksud meningkatkan target dekarbonisasi mereka melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung.

Ken Yap menjelaskan, Teknologi terdepan dari ABB merupakan bagian penting dalam distribusi energi terbarukan yang andal dari pembangkit listrik tenaga fotovoltaik (PV) terapung pertama dengan skala utiliti di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara.

“Infrastruktur distribusi yang kuat sangat penting bagi keberhasilan rencana Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energinya, dan kami sangat antusias dapat menjadi bagian dari perjalanan tersebut”, ujarnya dalam siaran pers yang diterima redaksi speak.co.id, Jum’at (08/12/2023).

Solusi ABB yang mencakup 17 panel MV primer AIS UniGear ZS1, yang dilengkapi relai proteksi Relion® ini, bertujuan mengontrol, melindungi, dan mengisolasi peralatan listrik serta memastikan keandalan pasokan listrik.

Perangkat tersebut juga membutuhkan pemeliharaan minimum yang memungkinkan tingkat pengembalian investasi yang optimal. Lebih lanjut lagi, perlindungan dan kontrol pengumpan rangkaian produk Relion®, REF615 dapat meningkatkan keselamatan karena memungkinkan untuk dioperasikan dan dikendalikan dari jarak jauh.

Selain itu, jumlah switchgear ini dapat dengan mudah ditambah, seiring dengan meningkatnya kebutuhan pembangkit di masa mendatang.

Adapun keuntungan lainnya dari PV terapung adalah modul-modulnya tetap terjaga dalam kondisi sejuk karena dikelilingi air di sekitarnya sehingga berdampak pada efisiensi yang optimal.

Sumbang Bauran Energi di Indonesia

Saat ini, energi terbarukan baru menyumbang 14 persen dari total bauran energi di Indonesia. Karenanya, Pemerintah telah menargetkan penambahan 60 instalasi PV terapung lainnya seperti pembangkit listrik Cirata untuk mencapai target 23 persen energi terbarukan pada 2025, dan 31 persen pada 2050.

Didukung 100 waduk dan 521 danau alami di seluruh negeri, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mewujudkan target yang dimaksud, dan proyek Cirata akan menjadi cetak biru (blueprint) untuk mereplikasi lebih banyak pembangkit listrik tenaga surya terapung di berbagai wilayah Indonesia maupun di seluruh penjuru dunia.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Cirata mempekerjakan lebih dari 1.400 warga lokal selama proses konstruksinya, serta mencatatkan lebih dari 2 juta jam kerja tanpa kecelakaan.

***



Follow Google News SPEAK.co.id, dapatkan update berita terbaru!


Read more:

Peduli Lingkungan Hidup Bandara City Kini Dilengkapi Panel Surya

Program E-Mission: Mahasiswa IPB Ubah Minyak Jelantah Untuk Tingkatkan Kualitas Air Bersih

Mulai 1 Januari 2024 Beli LPG Tabung 3 Kg Wajib Pakai KTP, Begini Caranya

Kolaborasi ACE, ASEAN & Huawei Untuk Pemberdayaan Gen Z

HOMEDEC - 3-6 OKT 2024