Bolot Wariskan Harta, Sisipkan Pesan Menyentuh untuk Keluarga

Sahrul

Komediwan senior yang telah malang melintang di dunia hiburan Indonesia, Bolot, mengungkapkan tekadnya untuk terus tampil selama masih diberi kemampuan oleh tubuhnya. Di tengah usia senjanya yang kini menyentuh 83 tahun, pria bernama asli Muhammad Sulaeman Harsono ini juga telah lebih dulu merancang masa depan keluarganya melalui pembagian harta peninggalan.

Sebagai sosok kepala keluarga besar dengan 10 anak, 42 cucu, dan 12 cicit, Bolot kini memilih untuk melangkah bijak. Dalam sebuah penampilan di acara For Your Pagi (FYP) di Trans7 pada Kamis (1/5/2025), ia hadir ditemani oleh istrinya, Nurhayati, bersama dua orang anak dan beberapa cucunya. Ketika sang pembawa acara, Raffi Ahmad, menanyakan apakah boleh jika warisan diberikan lebih besar ke orang lain di luar keluarga, seluruh anggota keluarga serempak mengangkat papan bertuliskan “tidak boleh”.

Dalam kesempatan itu, Bolot menegaskan bahwa urusan warisan sudah dia tuntaskan jauh hari.

“Anak-anak gue mah sudah beres semua. Sudah gue bikinin rumah semua satu-satu, kontrakan dapat,” kata Bolot.

Sosok yang dikenal lewat aksi kocaknya di panggung lawak bersama grup Maling Tong Tong itu ternyata juga merupakan seorang pengusaha properti. Sejak merintis karier dari tahun 1992 lewat sinetron Pepesan Kosong, Bolot tidak hanya mengandalkan penghasilan dari tampil di layar kaca, tetapi juga menanamkan kekayaannya ke dalam bentuk yang lebih tahan lama—tanah dan bangunan.

Dengan gaya pengelolaan keuangan bak petani yang menyemai benih untuk masa panen, ia membangun lebih dari 100 unit rumah kontrakan, yang sebagian besar berada tak jauh dari rumah pribadinya. Setiap anak mendapat jatah lima pintu kontrakan—sebuah cara Bolot memastikan bahwa mereka tetap punya penghasilan meski dirinya kelak tiada.

Tak berhenti pada anak-anaknya, sang pelawak legendaris juga dikenal dermawan terhadap generasi berikutnya. Tak jarang, cucu hingga cicitnya datang untuk sekadar meminta uang jajan.

“Sama cucu gue, sama cucu dan cicit, masih tidur juga (gue) dibangunin,” aku Bolot.

“Entar tanya dah, ‘Mak Baba mana?’, ‘Noh, masih tidur,’ lah dibangunin. Kasih Rp 10 ribu jajan harian. Entar yang satu udah dapet (uang jajan) dateng tiga lagi. Soalnya yang pertama dapat udah bilang, ‘Eh gue dah dapet nih’,” cerita istri Bolot, Nurhayati.

Kesetiaannya terhadap keluarga juga tercermin dalam bentuk lain: Bolot membangun usaha laundry untuk sang istri, Nurhayati. Hal ini dia lakukan agar roda ekonomi keluarga terus berputar meski dirinya tak lagi berada di garis depan panggung hiburan.

“Ya kan begini, kalau artis kan gak ada pensiunnya. Kalau sudah gak dipakai sudah aja. Jadi kalau punya duit, gue beli tanah, kontrakan, anak gue bikinin rumah semua satu-satu,” ceritanya.

Lebih dari sekadar pembagian harta benda, Bolot ingin meninggalkan keteladanan. Dia tidak ingin keturunannya kelak harus menanggung beban hidup yang berat, apalagi sampai menjadi bahan gunjingan karena statusnya sebagai anak seorang tokoh terkenal.

“Jadi sudah gue bagi-bagi. Besok lusa ibaratnya gue udah gak ada umur, sudah gak rebutan lagi. Jangan orang, ‘Ih bapaknya dulu artis sekarang anaknya susah’,” pesan Bolot.

Melalui segala langkah yang ia ambil, Bolot bukan hanya sedang membagi kekayaan, tetapi juga mewariskan cara berpikir dan nilai-nilai kehidupan—bahwa bekerja keras, bersiap diri, dan menyayangi keluarga adalah warisan yang paling berharga.

Also Read

Tags

Leave a Comment