Elon Musk, pengusaha miliarder yang dikenal sebagai sosok dengan visi besar di dunia teknologi, ternyata menyimpan cerita pribadi yang lebih kompleks daripada yang terlihat di permukaan. Meskipun Musk sering menjadi sorotan media karena prestasinya, baru-baru ini terungkap bahwa jumlah anaknya jauh lebih banyak daripada yang pernah diperkirakan.
Menurut laporan Wall Street Journal, Musk memiliki rencana besar untuk masa depan umat manusia, yang melibatkan melahirkan lebih banyak bayi berbakat yang diharapkannya dapat menyelamatkan peradaban manusia. Konsep tersebut pertama kali diungkapkan oleh influencer Ashley St Clair, yang mengklaim dirinya adalah salah satu ibu dari anak-anak Musk.
Pada bulan Februari lalu, Ashley mengungkapkan kepada publik bahwa ia dan Musk memiliki seorang anak bersama. Ia juga membeberkan bahwa Musk menawarkan uang yang sangat besar—sekitar USD 15 juta atau sekitar Rp 252 miliar, ditambah tunjangan bulanan sebesar USD 100.000 (sekitar Rp 1,6 miliar)—untuk meminta Ashley tetap menjaga kerahasiaan tentang hubungan mereka, terutama mengenai anak mereka. Namun, Ashley menolak tawaran tersebut, mengungkapkan bahwa ia tidak ingin anaknya tumbuh dengan perasaan seolah-olah dia adalah sebuah rahasia.
“Saya tidak ingin anak saya merasa seperti dia adalah rahasia,” ujar Ashley kepada Jared Birchall.
Musk, menurut klaim Ashley, menggunakan kekayaan dan pengaruhnya untuk menutupi jejak-jejak hubungan yang melibatkan anak-anak yang ia miliki dengan beberapa wanita. Saat ini, diketahui bahwa Musk memiliki empat anak dengan Shivon Zilis, seorang eksekutif di Neuralink, serta tiga anak dengan penyanyi Grimes. Selain itu, Musk juga dikatakan memiliki enam anak dari pernikahannya dengan Justine Wilson, yang berlangsung selama delapan tahun sebelum berakhir pada tahun 2008.
Namun, sumber yang dekat dengan Musk mengungkapkan bahwa jumlah anak yang dimilikinya jauh lebih banyak daripada yang diketahui publik saat ini. Menurut mereka, Musk memiliki keyakinan bahwa penurunan jumlah populasi manusia merupakan ancaman serius terhadap kelangsungan peradaban. “Dia terdorong untuk membantu menyemai Bumi dengan lebih banyak manusia yang memiliki kecerdasan tinggi,” kata Wall Street Journal dalam laporannya.
Pandangan Musk mengenai prokreasi ini lebih jauh dijelaskan oleh Ashley, yang menyatakan bahwa mereka sempat menjalin hubungan romantis pada tahun 2023. Keduanya bertemu melalui media sosial Musk, X, sebelum akhirnya Musk mengundang Ashley untuk mengunjungi kantor pusat X di San Francisco. Dari sana, perjalanan mereka berlanjut dengan pesawat pribadi Musk menuju Rhode Island dan liburan ke St. Barts pada saat perayaan Tahun Baru. Sepanjang waktu mereka bersama, Musk sering berbicara tentang keinginannya untuk memiliki lebih banyak anak.
Ashley mengatakan bahwa Musk memiliki pandangan yang agak kontroversial terkait cara mempercepat populasi manusia, bahkan menyarankan penggunaan ibu pengganti. “Kita perlu menggunakan ibu pengganti,” ungkap Musk pada Ashley. Pernyataan ini menggambarkan visi besar Musk yang ingin menanggulangi krisis demografis dengan cara yang tidak biasa.
Namun, Musk tampaknya sangat menjaga privasi seputar masalah anak-anaknya. Birchall, yang bekerja dengan Musk, dikatakan telah memperingatkan Ashley untuk tidak mengungkapkan lebih jauh mengenai anak mereka. Setelah kelahiran anak mereka, Ashley didorong untuk menandatangani perjanjian senilai USD 15 juta sebagai kompensasi untuk menjaga privasi tersebut, meskipun ia memilih untuk menolak.
Setelah berita mengenai kelahiran anak mereka beredar, Ashley memutuskan untuk mengungkapkan kepada publik identitas ayah anaknya. “Lima bulan lalu, saya menyambut bayi ke dunia. Elon Musk adalah ayahnya. Saya sebelumnya tak mengungkap hal ini untuk melindungi privasi dan keselamatan anak kami, tapi beberapa hari terakhir jadi jelas bahwa media bermaksud melakukannya, terlepas dari bahaya yang akan ditimbulkannya,” tulis Ashley dalam sebuah pernyataan.
Paska pengungkapan tersebut, Musk disebut-sebut mencabut tawaran awalnya yang bernilai USD 15 juta, dan membawa kasus ini ke ranah hukum untuk menguji paternitas anak mereka. Musk juga disebut-sebut menurunkan tunjangan bulanan untuk anak mereka menjadi USD 40.000, yang kemudian, setelah laporan Wall Street Journal, berkurang lagi menjadi USD 20.000 per bulan.
Perkembangan ini menambah panjang daftar kontroversi yang mengelilingi kehidupan pribadi Elon Musk, yang tampaknya tidak pernah lepas dari sorotan, baik itu terkait dengan kekayaannya, perusahaannya, ataupun kehidupan pribadinya.