Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengeluarkan peringatan tegas bahwa penghentian aliran bantuan kemanusiaan oleh Israel ke Jalur Gaza akan berdampak destruktif bagi anak-anak dan keluarga yang tengah berjuang mempertahankan hidup di wilayah tersebut.
“Pembatasan bantuan yang diumumkan kemarin akan sangat menghambat operasi penyelamatan nyawa bagi warga sipil,” kata Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Edouard Beigbeder, dalam sebuah pernyataan pada Senin (3/3).
Dalam pernyataannya, gencatan senjata di Gaza digambarkan sebagai garis hidup krusial bagi anak-anak, memungkinkan distribusi bantuan berjalan lebih lancar guna memperkuat respons kemanusiaan di lapangan.
Pernyataan tersebut juga mempertegas bahwa situasi di Gaza masih jauh dari kata membaik.
“Tujuh bayi yang baru lahir dilaporkan meninggal karena hipotermia selama seminggu terakhir karena mereka tidak memiliki akses terhadap pakaian hangat dan selimut yang cukup, tempat berlindung, atau perawatan medis,” ucapnya.
Dengan hanya 19 dari 35 rumah sakit yang beroperasi sebagian, UNICEF menyoroti bahwa sistem kesehatan di Gaza telah berada di ambang kehancuran.
UNICEF juga melaporkan bahwa mereka telah mendistribusikan pakaian hangat bagi 150.000 anak, memperluas layanan medis untuk 25.000 orang, serta meningkatkan distribusi air bagi hampir 500.000 warga setiap harinya.
“Meskipun gencatan senjata memungkinkan kami untuk secara signifikan memperluas bantuan penyelamatan jiwa, tingkat kehancuran di Gaza benar-benar di luar batas bencana,” kata Beigbeder dalam pernyataannya.
“Gencatan senjata harus dipertahankan dan lebih banyak bantuan harus diizinkan masuk untuk mencegah penderitaan dan hilangnya lebih banyak nyawa,” tambahnya.