Tragedi di Jerman: Mobil Tabrak Pejalan Kaki, 2 Tewas, 11 Terluka

Rohmat

Tragedi kecelakaan tragis kembali mengguncang Jerman pada hari Senin, ketika sebuah mobil menerjang kerumunan pejalan kaki. Insiden ini merenggut nyawa setidaknya dua orang dan menyebabkan luka-luka pada 11 orang lainnya. Aparat keamanan telah menangkap seorang pria berusia 40 tahun, yang merupakan warga negara Jerman, sehubungan dengan peristiwa ini.

Peristiwa memilukan ini terjadi pada siang hari di Mahheim, sebuah kota yang terletak di barat daya Jerman. Dugaan sementara menyebutkan bahwa pelaku dengan sengaja melakukan tindakan tersebut.

Mengendarai sebuah mobil Ford hitam berukuran kecil, tersangka mengarahkan kendaraannya ke area pusat perbelanjaan pejalan kaki sekitar pukul 12:15 waktu setempat. Saat kejadian, kota tersebut tengah menyelenggarakan sebuah festival karnaval, di mana deretan kios makanan dan wahana hiburan tengah ramai dikunjungi warga.

Enes Yoldiz (24), seorang saksi mata, mengungkapkan bahwa ia mendengar suara benturan yang sangat keras saat kejadian berlangsung. Ia bergegas keluar dari kantornya yang berada di kantor pajak dan mendapati pemandangan yang mengerikan, dengan tubuh-tubuh tergeletak di tanah serta darah yang membasahi jalan.

“Korban yang tidak bergerak tampak terlempar ke udara akibat benturan tersebut,” katanya.

“Ada banyak orang yang menangis, orang-orang berteriak minta tolong, orang-orang memanggil polisi,” tambahnya.

“Berantakan, seolah-olah terkena bom. Seluruh tempat berantakan.”

Penyelidikan awal menunjukkan bahwa pelaku bertindak seorang diri dan menjadi satu-satunya tersangka dalam insiden ini. Laporan lebih lanjut menyebutkan bahwa pria yang tinggal di kota Ludwigshafen itu diduga melakukan aksi tabrak tersebut dengan sengaja.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, dalam pernyataannya di media sosial X, menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan mengecam tindakan keji tersebut.

“Sekali lagi kami berduka bersama keluarga para korban tindakan kekerasan yang tidak masuk akal dan ketakutan terhadap mereka yang terluka,” katanya, seperti dikutip dari AFP, Selasa (4/3/2025).

“Kami tidak dapat menerima ini,” tambahnya.

Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Baden-Wuerttemberg, Thomas Strobl, menegaskan bahwa kejadian ini termasuk dalam serangkaian insiden di mana kendaraan disalahgunakan sebagai alat serangan. Namun, ia juga menekankan bahwa tidak ditemukan adanya motif ekstremisme atau unsur keagamaan dalam kasus ini.

“Indikasi nyata bahwa pelaku memiliki penyakit mental,” tegas jaksa setempat.

Di sisi lain, laporan mengonfirmasi bahwa tersangka sempat mencoba mengakhiri hidupnya dengan menembak dirinya sendiri di bagian mulut menggunakan pistol kosong saat hendak ditangkap. Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit dan saat ini berada dalam kondisi stabil, meskipun pihak kepolisian belum dapat menginterogasinya.

“Ini memilukan,” ujar Kasim Timur (57), pemilik sebuah kafe, kepada situs berita Der Spiegel. Ia menambahkan bahwa salah satu karyawannya melihat korban yang terluka parah, termasuk anak-anak.

Aparat kepolisian bersenjata lengkap segera menutup dan mengevakuasi kawasan pusat kota. Helikopter berputar di udara, sementara warga diminta untuk tetap berada di dalam rumah melalui peringatan resmi karena situasi yang berpotensi membahayakan nyawa.

Jerman telah menghadapi serangkaian insiden kekerasan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk penusukan dan serangan menggunakan kendaraan. Keamanan menjadi isu utama dalam pemilu terakhir, yang dimenangkan oleh aliansi konservatif CDU/CSU di bawah kepemimpinan Friedrich Merz, yang diperkirakan akan menjadi kanselir berikutnya.

“Insiden ini adalah pengingat bagi kita: kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk mencegah kejahatan seperti itu… Jerman harus menjadi negara yang aman lagi,” tulis Merz di X.

Also Read

Tags

Leave a Comment