Setelah gempa bumi berkekuatan besar mengguncang Myanmar, Rusia mengerahkan dua pesawat berisi tenaga penyelamat, petugas medis, serta tim K9 guna memberikan bantuan darurat bagi para korban yang terdampak.
Menurut pernyataan resmi yang disampaikan melalui aplikasi Telegram pada Sabtu (29/3), Kementerian Situasi Darurat Rusia mengirimkan 120 personel yang berasal dari berbagai unit spesialis. Tim tersebut mencakup anggota dari unit udara Centrospas serta Pusat Operasi Penyelamatan Risiko Khusus Leader.
Selain tenaga penyelamat, delegasi tersebut juga diperkuat oleh dokter spesialis anestesi, psikolog, serta anjing pelacak yang terlatih untuk mendukung upaya pencarian korban di bawah reruntuhan. Operasi ini dijalankan atas instruksi langsung dari Menteri Situasi Darurat Alexander Kurenkov serta Presiden Vladimir Putin, sebagai respons terhadap permintaan Myanmar yang meminta bantuan internasional guna mengatasi bencana yang melanda.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo menghantam wilayah tengah Myanmar pada Jumat (28/3). Getaran gempa yang sangat kuat ini bahkan menjalar hingga ke negara-negara tetangga seperti India, Thailand, Bangladesh, Laos, dan China.
Berdasarkan laporan terkini, jumlah korban jiwa di Myanmar telah mencapai sedikitnya 1.000 orang, sementara 2.300 lainnya mengalami luka-luka. Di sisi lain, dampak gempa juga terasa di Thailand, di mana delapan orang dilaporkan meninggal dunia dan 80 lainnya masih dinyatakan hilang. Kota Bangkok, yang berjarak sekitar 1.000 kilometer dari episentrum gempa, turut mengalami guncangan yang cukup signifikan.
Upaya penyelamatan terus dilakukan guna menemukan korban yang masih terjebak serta memberikan pertolongan bagi mereka yang membutuhkan. Situasi ini menjadi perhatian dunia internasional, dengan berbagai negara mulai menawarkan dukungan untuk membantu Myanmar dalam menangani dampak bencana yang menghancurkan tersebut.