Melakukan perawatan kuku seperti manikur gel atau akrilik secara berulang dapat berdampak negatif pada kesehatan kuku alami. Kebiasaan ini bisa menyebabkan lapisan kuku menipis dan menjadi lebih rentan terhadap kerusakan.
Dilansir dari Glamour UK, Kamis (6/3), dokter kulit spesialis kesehatan kuku, Dana Stern, menekankan pentingnya merawat kuku dan kutikula dengan baik serta menghindari perawatan yang berlebihan.
“Kiat utama lainnya? Jaga agar kuku asli Anda tetap pendek. Kuku pendek tidak mudah patah dan tersangkut,” ujar Dr. Stern.
Menurutnya, ada dua jenis faktor yang mempengaruhi kesehatan kuku. Faktor pertama adalah yang sulit dikontrol, seperti genetika, proses penuaan, dan gangguan medis tertentu. Sedangkan faktor kedua, yang lebih umum terjadi, berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari yang bisa dihindari, seperti pemakaian kuku sebagai alat bantu membuka benda, paparan bahan kimia dari cat atau produk pembersih, serta perendaman kuku dalam air dalam waktu lama, seperti saat mencuci piring.
Untuk mengurangi risiko tersebut, Dr. Stern menyarankan penggunaan sarung tangan saat mencuci piring, bekerja dengan air, atau melakukan aktivitas yang melibatkan kontak dengan zat berbahaya.
“Kuku sangat menyerap air, bahkan lebih dari kulit. Saat kuku menyerap air, hal itu memberi tekanan luar biasa pada sel-sel kuku, atau onikosit (sel yang membentuk lempeng kuku), yang dapat menyebabkan pengelupasan, kerusakan, dan pelemahan,” jelasnya.
Dr. Sophie Shotter, seorang pakar perawatan kulit dari Absolute Collagen, juga menambahkan bahwa melindungi tangan dari suhu dingin sangat penting untuk mencegah kerapuhan kuku.
“Pastikan juga mengenakan sarung tangan saat membersihkan atau berkebun untuk mencegah kekeringan dan iritasi akibat bahan kimia keras atau air panas,” ungkap Shotter.
Dr. Stern turut merekomendasikan penggunaan lapisan cat kuku sebagai perlindungan agar kuku tidak menyerap terlalu banyak air, sehingga mencegahnya dari pengelupasan atau kerusakan. Untuk mengikir kuku, disarankan menggunakan kikir kaca atau kristal guna mencegah munculnya lubang mikroskopis yang bisa memperlemah struktur kuku.
Selain itu, dalam memilih penghapus cat kuku, Stern menyarankan memilih formula yang mengandung bahan pelembap seperti minyak alami atau kedelai, guna menghindari efek pengeringan yang dapat memperburuk kondisi kuku rapuh. Aseton, misalnya, dikenal dapat membuat kuku lebih kering dan rentan rusak. Ia juga memperingatkan agar menghindari penguat kuku yang mengandung formaldehida atau formalin karena dapat berdampak buruk pada kesehatan kuku.
Menjaga kelembapan tangan dan kuku juga merupakan kunci utama dalam perawatan kuku. Shotter menyarankan untuk memilih pelembap yang kaya akan fosfolipid karena kandungan ini dapat meningkatkan fleksibilitas kuku serta mengurangi risiko kerapuhan.
“Oleskan krim tangan yang kaya dan menutrisi secara teratur, dengan memberi perhatian khusus pada kutikula Anda. Carilah krim yang mengandung bahan-bahan seperti asam hialuronat, shea butter, atau gliserin untuk hidrasi yang intens,” kata Shotter.
Tak hanya perawatan luar, asupan makanan yang bergizi juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kuku. Konsumsi makanan yang kaya Biotin atau Vitamin B7, seperti kuning telur, salmon, hati, ubi jalar, jamur, pisang, brokoli, dan alpukat, dapat membantu memperkuat kuku dan mendorong pertumbuhannya.
Dengan menerapkan kebiasaan baik dalam merawat kuku serta memperhatikan pola makan yang seimbang, kuku yang sehat dan kuat bukan lagi sekadar impian.