Dalam keyakinan Katolik, Rabu Abu menandai awal dari masa persiapan menjelang perayaan Paskah. Dalam bahasa Inggris, periode ini dikenal sebagai Lent, yakni sebuah fase perenungan dan pertobatan sebelum merayakan kebangkitan Yesus Kristus pada hari Minggu Paskah.
Secara khusus, Rabu Abu selalu diperingati 46 hari sebelum Paskah. Karena tanggal Paskah berubah setiap tahunnya, maka peringatan Rabu Abu pun turut menyesuaikan. Sejumlah ritual khas dilakukan umat Katolik di seluruh dunia dalam rangka memperingati hari ini.
Tradisi yang Dilaksanakan pada Rabu Abu
- Penyerahan dan Pembakaran Daun Palma
Pada perayaan ini, abu yang digunakan berasal dari hasil pembakaran daun palma yang telah diberkati dalam perayaan Minggu Palma pada tahun sebelumnya. Umat Katolik diminta untuk mengembalikan daun palma yang telah mereka simpan dari perayaan sebelumnya agar dapat dikumpulkan dan dibakar menjadi abu oleh Gereja. - Pemberkatan Abu dan Penandaan Dahi
Sebelum digunakan, abu akan diberkati oleh pemimpin ibadah dengan percikan air suci. Selanjutnya, umat akan maju secara berbaris untuk menerima tanda salib dari abu yang ditempelkan pada dahi. Dalam momen ini, pastur akan mengucapkan kalimat suci: “Ingatlah, manusia dari abu kembali menjadi abu, dari debu kembali menjadi debu.” - Simbol Pertobatan dan Kerendahan Hati
Rabu Abu juga menjadi kesempatan bagi mereka yang ingin memperbarui hidup rohani dengan kembali ke dalam Gereja. Abu yang diterima di dahi berfungsi sebagai pengingat akan kesalahan yang telah dilakukan dan perlunya pertobatan. Sebagai bentuk kesadaran akan kefanaan dan rendah hati, banyak umat membiarkan abu tetap melekat di dahi sepanjang hari.
Perayaan Rabu Abu menjadi pintu gerbang menuju masa refleksi dan penyucian diri dalam tradisi Katolik, mengingatkan setiap individu akan pentingnya memperbaiki diri sebelum menyambut kebangkitan Kristus di hari Paskah.