Tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, tengah bersiap menghadapi panggung besar dalam kariernya dengan tampil untuk pertama kalinya di turnamen bulu tangkis prestisius, BWF World Tour Super 1000 All England 2025. Kompetisi yang digelar di Utilita Arena Birmingham, Inggris, pada 11-16 Maret ini menjadi momentum istimewa bagi sang pebulutangkis muda.
“Cukup excited untuk bisa bermain pertama kalinya di All England. Secara persiapan, saya lebih mengatur pola pikir supaya bisa lebih enjoy dan menambah sedikit-sedikit variasi pukulan,” ujar Putri dalam pernyataan resminya.
Namun, tantangan berat sudah menantinya di babak awal. Putri akan berhadapan dengan unggulan kedelapan asal Thailand, Supanida Katethong. Statistik pertemuan tidak berpihak kepada Putri, yang sejauh ini belum berhasil mengatasi perlawanan Supanida dalam dua perjumpaan sebelumnya. Pada Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Asia 2024, Putri harus mengakui keunggulan lawannya dengan skor 17-21, 19-21. Hasil serupa terulang di Super 500 Arctic Open 2024 dengan skor identik.
Kendati demikian, penampilan Putri dalam beberapa turnamen terakhir menunjukkan tren positif. Ia sukses melaju hingga perempat final di Super 1000 Malaysia Open 2025 serta Super 500 Indonesia Masters 2025. Bahkan, ia mampu menembus babak semifinal di ajang Super 300 Thailand Masters 2025. Rekam jejak ini menjadi bekal berharga dalam upayanya menciptakan kejutan di ajang All England.
Di sektor tunggal putri, Indonesia juga mengandalkan Gregoria Mariska Tunjung, yang akan memulai perjalanannya menghadapi wakil Kanada, Michelle Li. Harapan besar pun disematkan kepada kedua pemain untuk mengharumkan nama Indonesia di kejuaraan tertua dalam dunia bulu tangkis ini.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian, menegaskan bahwa tim tunggal putri harus tampil maksimal demi mencapai hasil terbaik.
“Kami berharap semua pemain elite Indonesia bisa menunjukkan kualitas terbaik dan mencapai hasil maksimal. Selain Gregoria, kami juga berharap Putri KW bisa mencatatkan prestasi optimal,” tutur Eng Hian.
Selain sektor tunggal putri, Indonesia juga menurunkan Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo di tunggal putra. Di nomor ganda putra, tim Merah Putih diperkuat oleh empat pasangan, yaitu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Bagas Maulana/Leo Rolly Carnando, Daniel Marthin/Muhammad Shohibul Fikri, serta Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani. Adapun sektor ganda campuran akan diwakili oleh pasangan non-pelatnas, Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja.
Dalam tiga edisi terakhir All England, Indonesia berhasil membawa pulang setidaknya satu gelar juara. Pada 2022, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri tampil sebagai kampiun di sektor ganda putra setelah menumbangkan senior mereka, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Tren positif berlanjut di 2023, ketika Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengulang kesuksesan sebagai juara ganda putra.
Puncaknya, pada edisi 2024, Indonesia meraih dua gelar. Jonatan Christie keluar sebagai juara tunggal putra setelah mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting dalam final sesama wakil Indonesia. Sementara itu, Fajar/Rian berhasil mempertahankan gelar mereka dengan kemenangan atas pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Dengan persiapan matang dan tren positif yang tengah dijalani, harapan besar bertumpu pada Putri Kusuma Wardani untuk menampilkan performa terbaiknya di debut All England 2025. Mampukah ia menciptakan kejutan dan menorehkan sejarah di turnamen legendaris ini? Kita nantikan aksinya!