Permata Bank Raih Kinerja Cemerlang, Laba Bersih Meroket 38 Persen

Rohmat

PT Bank Permata Tbk (Permata Bank atau BNLI) sukses mencatat pertumbuhan signifikan dengan membukukan laba bersih sebesar Rp3,6 triliun pada tahun 2024. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba bersih tercatat sebesar Rp2,6 triliun.

Direktur Keuangan dan Unit Usaha Syariah Permata Bank, Rudy Basyir Ahmad, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari konsistensi dalam mempertahankan struktur keuangan yang kokoh serta strategi keberlanjutan dalam memperoleh keuntungan.

Berdasarkan laporan keuangan, total pendapatan bank mengalami kenaikan sebesar 1 persen secara tahunan (year on year/yoy), terutama ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang meningkat 2,3 persen. Selain itu, Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (Pre-Provisioning Operating Profit/PPOP) mencapai Rp6,1 triliun, atau naik 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Pencapaian ini menghantarkan Permata Bank membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp3,6 triliun atau naik sebesar 38 persen year on year,” ungkapnya dalam acara Public Expose di Jakarta, Jumat.

Di sisi lain, margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) berada di level 4,3 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 4,5 persen. Penurunan ini disebabkan oleh kompetisi ketat dalam sektor perbankan terkait tingkat suku bunga sepanjang tahun lalu.

Cost Income Ratio (CIR) juga menunjukkan perbaikan, berada di level 50,1 persen atau naik sebesar 1,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Hal ini merupakan hasil penerapan manajemen biaya yang disiplin, efisiensi operasional yang optimal, dan adaptasi cara kerja digital yang semakin advance. Tentunya, didukung pula dengan pertumbuhan pendapatan operasional yang berkelanjutan,” kata Rudy.

Selama tahun 2024, Permata Bank mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 8,9 persen, mencapai Rp154,9 triliun. Total aset bank juga mengalami kenaikan tipis sebesar 0,6 persen yoy, menjadi Rp259,1 triliun. Sementara itu, rasio Loan to Deposit (LDR) membaik, mencapai 82,7 persen dari sebelumnya 74,8 persen pada tahun 2023.

Namun, di tengah persaingan ketat dalam industri perbankan, total Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami sedikit penurunan sebesar 1,5 persen yoy menjadi Rp185,5 triliun. Meskipun demikian, rasio CASA (Current Account Saving Account) tetap stabil di level 55,3 persen, mencerminkan likuiditas yang tetap terjaga.

Dalam mengelola kualitas aset, Permata Bank menerapkan prinsip kehati-hatian guna menghadapi ketidakpastian ekonomi global serta potensi risiko kredit. Hal ini tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) Gross Bank yang membaik menjadi 2,1 persen dibandingkan 2,9 persen pada tahun sebelumnya. Sementara itu, Loan at Risk (LAR) juga mengalami perbaikan, turun dari 8,7 persen menjadi 7,9 persen.

Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Permata Bank tetap berada di atas ketentuan minimum regulator serta lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri perbankan. Pada Desember 2024, rasio CAR tercatat sebesar 34,7 persen, menunjukkan kapasitas yang kuat dalam mendukung pertumbuhan bisnis, baik secara organik maupun inorganik.

Dengan kinerja cemerlang ini, Permata Bank optimis untuk terus menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan serta meningkatkan daya saingnya di industri perbankan nasional.

Also Read

Tags

Leave a Comment