Setelah menjalani pengobatan intensif selama lebih dari sebulan akibat pneumonia ganda, Paus Fransiskus akhirnya meninggalkan Rumah Sakit Gemelli di Roma pada Minggu, 23 Maret 2025. Kepulangannya menjadi tonggak penting dalam perjalanan pemulihannya dan membawa kelegaan bagi umat Katolik di berbagai penjuru dunia.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, Paus sempat menyapa para pendukungnya dari balkon, menebarkan senyum dan memberikan berkat. Kendati terlihat sedikit letih, pancaran semangatnya tetap terasa.
“Saya melihat perempuan ini dengan bunga-bunga kuning. Brava!” ujar Paus, menyoroti seorang pendukungnya yang datang membawa bunga.
Peristiwa ini tidak hanya menjadi kebahagiaan bagi Paus sendiri, tetapi juga bagi pasien lain dan staf medis di rumah sakit yang turut merayakan momen bersejarah tersebut. Teriakan penuh sukacita seperti “Viva il Papa!” dan “Papa Francesco!” menggema di lingkungan rumah sakit, menandai betapa besar harapan dan doa yang mengiringi pemulihannya.
Selama masa perawatannya, Paus menjalani terapi oksigen dengan aliran tinggi yang berdampak pada kemampuannya berbicara. Meskipun mengalami kendala tersebut, kesehatannya secara keseluruhan tetap berada dalam kondisi yang stabil.
Kardinal Vatikan, Victor Manuel Fernandez, menegaskan bahwa meskipun Paus Fransiskus harus beradaptasi kembali dalam berbicara, kekuatan fisiknya tidak mengalami penurunan yang signifikan.
“Dia (Paus Fransiskus) perlu belajar kembali cara berbicara, tetapi kondisi fisiknya secara keseluruhan masih seperti sebelumnya,” jelas Fernandez.
Dalam laporan dari Kantor Pers Takhta Suci Vatikan, disebutkan bahwa selama proses penyembuhan, Paus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dalam hal fungsi pernapasan dan motoriknya. Meskipun aktivitasnya harus dibatasi untuk sementara waktu, para dokter optimis bahwa ia akan kembali menjalankan tugasnya seperti sediakala setelah pemulihan penuh.
Kepulangan Paus Fransiskus bukan sekadar momen kembalinya seorang pemimpin agama ke tempatnya bertugas, tetapi juga sebuah simbol kekuatan dan harapan bagi banyak orang. Hal ini terutama dirasakan oleh mereka yang telah setia mendoakan kesehatannya sepanjang masa perawatannya.
Dr. Rossella Russomando, seorang dokter yang turut menyaksikan kepulangan Paus, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesembuhan yang dialami Paus, menganggapnya sebagai jawaban atas doa dari berbagai belahan dunia.
“Ini adalah bukti bahwa semua doa kita, semua doa rosario dari seluruh dunia, membawa rahmat ini,” ujar Rossella.
Ia juga menambahkan bahwa momen ini menjadi pengingat bahwa usia maupun penyakit tidak mampu meredupkan semangat kepemimpinan dan dedikasi Paus Fransiskus dalam menjalankan misinya.