Jangan Sepelekan! Ini Dampak Buruk Jika Pakai BBM Tak Sesuai Kompresi Mesin

Rohmat

Mengisi bahan bakar minyak (BBM) tanpa mempertimbangkan kecocokan dengan spesifikasi mesin dapat berdampak negatif pada kendaraan. Terutama bagi mobil dengan perbandingan kompresi tinggi, pemilihan BBM yang kurang sesuai bisa berakibat buruk terhadap performa dan kesehatan mesin. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi pemilik mobil Eropa yang dirancang untuk menggunakan BBM beroktan tinggi.

“Varian terbaru SUV Peugeot rata-rata rasio kompresinya tinggi. Seperti Peugeot 2008, 3008 & 5008 Allure Plus dan Active. Sesuai spesifikasi rasio kompresi di atas 11:1 sampai hampir 13:1. Makanya disarankan pakai bensin RON 98 seperti Pertamax Turbo. Sedang mobil yang rasio kompresinya 10:1 sampai 11:1 bisa pakai bensin RON 92 (Pertamax). Atau Pertalite punya RON 90 jika rasio kompresinya di bawah 10:1,” jelas Rafi’i Sinurat, Kepala Bengkel Astra Peugeot Sunter, dalam surel resmi.

Secara angka oktan atau RON, Pertamax dan BBM hasil campuran berbasis Pertalite mungkin memiliki nilai yang sama. Namun, ada perbedaan signifikan dalam kandungan zat yang terkandung di dalamnya. Menurut Rafi’i, bensin hasil pencampuran masih mengandung belerang atau timbal dalam jumlah yang cukup tinggi.

Secara sederhana, BBM hasil campuran ini belum mengalami proses penyaringan maksimal, sehingga masih mengandung unsur yang dapat mengganggu sistem pembakaran mesin. Akibatnya, pengguna kendaraan dapat mengalami berbagai kendala teknis, termasuk munculnya indikator peringatan pada dasbor akibat proses pembakaran yang tidak sempurna.

“Konsumsi bensin oktan rendah untuk mesin rasio kompresi tinggi, biasanya akan menyebabkan knocking atau ‘ngelitik’ di dalam enjin. Sementara knocking paling ekstrem bisa membuat piston berlubang, menurunkan efisiensi serta menaikkan emisi gas buang. Secara termodinamika, knocking terjadi karena BBM RON rendah tidak tahan terhadap tekanan atau temperatur tinggi. Alhasil bensin oktan rendah akan terbakar sebelum dipantik oleh busi dengan setingan timing kompresi tinggi,” imbuh Rafi’i Sinurat.

Penggunaan BBM dengan oktan lebih rendah dari rekomendasi dapat mengurangi daya mesin secara drastis karena sistem pembakaran harus menyesuaikan diri dengan kualitas bahan bakar yang digunakan. Akibatnya, tenaga mesin tidak optimal, sehingga pengemudi perlu menekan pedal gas lebih dalam untuk mencapai kecepatan yang diinginkan, yang pada akhirnya berujung pada konsumsi BBM yang lebih boros.

Gunakan BBM Sesuai Rekomendasi Pabrikan

Dampak lainnya adalah terbentuknya kerak karbon pada ruang bakar. Semakin tinggi residu karbon yang menumpuk, semakin sulit mesin bekerja secara optimal. Menurut Rafi’i, kondisi ini dapat menyebabkan akselerasi kendaraan menjadi loyo dan tenaga mesin terasa berkurang dibandingkan performa biasanya.

Untuk menghindari berbagai masalah tersebut, pemilik kendaraan disarankan untuk selalu memeriksa buku manual guna mengetahui spesifikasi mesin dan rekomendasi jenis BBM yang sesuai. Jika kendaraan sudah terlanjur menggunakan BBM yang tidak sesuai, terutama BBM hasil campuran yang tidak memenuhi standar, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan dan servis di bengkel resmi agar kondisi mesin tetap prima.

Memilih BBM yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan bukan hanya sekadar mengikuti anjuran pabrikan, tetapi juga investasi jangka panjang untuk menjaga performa mesin tetap optimal serta menghindari potensi kerusakan yang dapat merugikan pemilik kendaraan dalam jangka panjang.

Also Read

Tags

Leave a Comment