Gletser dalam Bahaya, Menyelamatkan Sumber Air Tawar Dunia di Tengah Perubahan Iklim

Rohmat

Hari Air Sedunia yang diperingati setiap 22 Maret tahun ini mengangkat tema “Preserving Glaciers” atau “Melestarikan Gletser”. Tema ini bukan sekadar peringatan tahunan, tetapi sebuah seruan mendesak untuk menyelamatkan gletser yang terus menyusut akibat perubahan iklim. Lapisan es raksasa di dataran tinggi ini bukan hanya keajaiban alam, tetapi juga benteng terakhir ketersediaan air tawar bagi miliaran manusia. Jika kita tidak segera bertindak, sumber kehidupan ini akan lenyap, meninggalkan krisis air yang tak terbayangkan.

Laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa hampir 70 persen air tawar di Bumi tersimpan dalam gletser. Saat mencair, air dari gletser mengalir ke sungai dan menopang kehidupan banyak komunitas di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran masyarakat mengenai gletser menjadi bagian krusial dalam menjaga ketahanan air global.

Keajaiban Gletser: Terbentuk dalam Rentang Waktu Panjang

Gletser tidak muncul dalam semalam. Gletser adalah hasil dari akumulasi salju yang berlangsung selama puluhan hingga ratusan tahun. Lapisan salju yang terus menumpuk mengalami tekanan ekstrem hingga berubah menjadi es padat. Proses alami ini sangat lambat. Bahkan bisa mencapai satu abad hingga salju benar-benar bertransformasi menjadi es gletser yang kokoh.

Ragam Gletser di Berbagai Penjuru Dunia

Gletser memiliki bentuk dan karakteristik yang berbeda tergantung pada lokasi geografisnya. Ice sheets merupakan lapisan es raksasa yang menyelimuti wilayah luas seperti Greenland dan Antarktika. Sementara itu, gletser pegunungan terdapat di kawasan tinggi seperti Himalaya, Andes, dan Pegunungan Rocky. Beberapa gletser bahkan mengalir hingga ke laut, dikenal sebagai gletser pesisir. Ada juga gletser piedmont yang menyebar di kaki gunung dan membentuk formasi menyerupai kipas. Menariknya, gletser pegunungan ditemukan di setiap benua kecuali Australia.

Bergerak Perlahan, Namun Mampu Membentuk Lanskap

Gletser bukanlah massa es statis. Beratnya sendiri menyebabkan pergerakan yang sangat lambat. Namun, gletser tetap mampu mengukir dan mengubah bentang alam yang dilaluinya. Beberapa gletser hanya bergeser beberapa sentimeter per tahun. Sedangkan yang lain dapat bergerak beberapa meter dalam sehari, terutama ketika mengalami pencairan cepat.

Menghilang akibat Pemanasan Global

Meningkatnya suhu rata-rata global mempercepat laju pencairan gletser. Fenomena ini membuat luas gletser di seluruh dunia terus menyusut. Bahkan dalam tempo yang mengkhawatirkan. Saat ini, sekitar 10 persen permukaan daratan Bumi masih tertutup oleh gletser. Tetapi angka tersebut semakin berkurang seiring waktu akibat perubahan iklim yang semakin ekstrem.

Sumber Air Tawar yang Tak Tergantikan

Gletser menyimpan sekitar 70 persen dari total air tawar dunia. Ini menjadikannya sumber daya vital bagi kehidupan. Saat mencair, gletser menyediakan air untuk kebutuhan pertanian, pembangkit listrik tenaga air, serta konsumsi manusia. Jika pencairan gletser terus berlanjut tanpa upaya mitigasi yang signifikan, umat manusia akan kehilangan salah satu sumber air tawar paling berharga di planet ini.

Melestarikan gletser bukan sekadar melindungi bongkahan es di puncak gunung. Ini juga berarti mempertahankan sumber kehidupan bagi miliaran orang di seluruh dunia. Dengan meningkatnya kesadaran dan aksi nyata dalam mengurangi dampak perubahan iklim, masih ada harapan untuk menjaga warisan alam ini agar tetap lestari bagi generasi mendatang.

Also Read

Tags

Leave a Comment