Pembiayaan Berkelanjutan : Ekonomi Indonesia Harus Berorientasi Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola

Pembiayaan berkelanjutan merupakan paradigma keuangan, telah menjadi sorotan utama dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.
Pembiayaan Berkelanjutan : Ekonomi Indonesia Harus Berorientasi Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola

Andhyta Firselly Utami, Peneliti Ekonomi Lingkungan dan Pendiri Think Policy


Paradigma ini tentu tidak hanya mencakup aspek finansial, tetapi juga aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang berdampak luas.

Transisi ke ekonomi yang berorientasi pada pembiayaan berkelanjutan memiliki tujuan yang jelas: menciptakan pertumbuhan ekonomi yang positif dan seimbang sekaligus menjaga lingkungan, mendukung kesejahteraan sosial, dan mempromosikan tata kelola yang baik.

Dalam konteks Indonesia, negara dengan kekayaan alam dan sumber daya manusia yang melimpah, pembiayaan berkelanjutan memegang peran penting dalam memenuhi tantangan dan peluang yang dihadapi.

Pembiayaan berkelanjutan, atau sustainable finance, adalah pendekatan keuangan yang memadukan pertumbuhan ekonomi dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dalam konteks ini, Andhyta Firselly Utami, Peneliti Ekonomi Lingkungan dan Pendiri Think Policy, menggarisbawahi pentingnya memasukkan aspek sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan keuangan.

“Pembiayaan berkelanjutan adalah tentang memahami bahwa ekonomi, sosial, dan lingkungan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan," ujarnya.

Transisi nir-emisi (atau transmisi menuju nol karbon), pada saat yang sama, adalah komitmen global yang diikuti oleh Indonesia dalam mengurangi emisi karbon hingga mencapai net zero emisi karbon pada tahun 2050.

Ini berarti bahwa Indonesia berusaha untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan, dan jika ada emisi yang tersisa, akan dikompensasi melalui upaya seperti penanaman hutan atau teknologi karbon negatif.

Peran Perbankan

Dalam upaya mencapai pembiayaan berkelanjutan, perbankan memegang peran sentral. Perbankan tidak hanya sebagai penyedia dana, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam mendorong praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Perbankan memiliki peran dalam mendukung proyek-proyek yang berfokus pada energi terbarukan, efisiensi energi, dan tata kelola perusahaan yang baik. Peran perbankan dalam pembiayaan berkelanjutan adalah menciptakan perubahan positif yang bersifat menyeluruh dalam ekonomi.

Saat ini, Indonesia sedang bergerak menuju pembiayaan berkelanjutan dengan berbagai inisiatif dari pemerintah dan perusahaan swasta. Beberapa bank telah mengadopsi praktik keuangan berkelanjutan, termasuk penerbitan green bonds untuk mendukung proyek-proyek berkelanjutan. Namun, terdapat tantangan dalam mengintegrasikan pembiayaan berkelanjutan dalam skala yang lebih besar.

Salah satu contohnya, yaitu PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) yang telah beroperasi di Indonesia sejak 1984. Saat ini, HSBC telah melayani nasabah melalui lebih dari 80 cabang yang tersebar di 28 kota di Indonesia.

HSBC percaya bahwa integrasi antara lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG) dalam proses pembuatan keputusan finansial membuka peluang positif untuk mendorong perubahan dunia ke arah lebih baik.

Perusahaan memiliki visi untuk mencapai Net Zero Emission pada praktik operasional dan rantai pasokannya di 2030 dan pada portofolionya di 2050.

Salah satu tantangan utama adalah perluasan praktik keuangan berkelanjutan di luar proyek-proyek besar dan berdampak langsung, seperti energi terbarukan.

Meningkatkan inklusi keuangan berkelanjutan adalah salah satu tantangan yang masih dihadapi, terutama di daerah-daerah pedesaan.

***



Follow Google News SPEAK.co.id, dapatkan update berita terbaru!


Read more:

RevComm Kenalkan Teknologi MiiTel Sistem Telepon Berbasis AI

Damai Putra Group Gandeng Puluhan Bank Dorong Millenials Beli Properti

BCA Syariah Tingkatkan Layanan di Bandung

Dukung Penyelenggaraan Ibadah Haji, Bank Muamalat dan Pegadaian Jalin Kerja Sama

Hingga Tahun 2030, Butuh Investasi Tahunan Sebesar US1,7 triliun Untuk Minimalisir Suhu Global

HOMEDEC - 3-6 OKT 2024