BMKG Perpanjang Operasi Modifikasi Cuaca Demi Reduksi Risiko Banjir

Rohmat

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperpanjang pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) hingga memasuki dasarian kedua bulan Maret 2025. Perpanjangan ini bertujuan sebagai upaya pencegahan serta pengurangan dampak bencana banjir yang tengah melanda beberapa daerah di Indonesia.

Sinergi Berbagai Lembaga dalam Modifikasi Cuaca

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa operasi modifikasi cuaca telah digelar di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sejak 5-8 Maret 2025. Langkah ini diambil sebagai strategi antisipasi guna mengendalikan potensi banjir.

“Sudah disiapkan, ini pemerintah menyiapkan modifikasi cuaca, dilakukan secara gotong-royong oleh BNPB, BMKG, juga pemerintah daerah, jadi secara bersinergi, didukung oleh TNI, kemudian juga oleh Kementerian Perhubungan,” kata Dwikorita usai rapat koordinasi lintas sektoral Operasi Ketupat 2025 di STIK, Jakarta Selatan, Senin, 10 Maret 2025.

Menurutnya, operasi ini telah berlangsung sejak 5 Maret, tepat setelah banjir besar melanda wilayah Jabodetabek. Intervensi cuaca ini pun terus dijalankan dengan target hingga pertengahan Maret.

“Disiapkan paling tidak sampai 10 hari kedua bulan Maret,” ujar dia.

Mengantisipasi Hujan Deras Saat Mudik Lebaran

Selain memitigasi banjir, BMKG juga mempertimbangkan kemungkinan menerapkan modifikasi cuaca menjelang puncak arus mudik Lebaran 2025 yang berlangsung pada 21 hingga 31 Maret. Keputusan ini akan ditentukan berdasarkan hasil evaluasi kondisi atmosfer terkini.

BMKG memprediksi bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi saat Idulfitri akibat pengaruh fenomena La Nina. Keadaan ini diperburuk dengan fakta bahwa sejumlah wilayah di Indonesia masih berada dalam puncak musim hujan, dengan curah hujan berkisar antara menengah hingga tinggi, bahkan mencapai lebih dari 500 mm per bulan di beberapa daerah.

Dwikorita menjelaskan bahwa fenomena La Nina dengan intensitas lemah kemungkinan masih bertahan hingga Mei 2025.

“Nanti untuk saat arus mudik, tanggal 21 hingga 31, itu akan kami evaluasi lebih dahulu, karena tren cuacanya semakin membaik, meskipun masih ada potensi cuaca ekstrem dalam durasi singkat,” jelasnya.

Kewaspadaan Terhadap Siklon Tropis

Selain dampak langsung dari curah hujan tinggi, masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana alam lainnya pada bulan April 2025. Cuaca yang terlihat mulai membaik tetap menyimpan kemungkinan terbentuknya badai tropis atau siklon tropis secara tiba-tiba.

“Itu pun masih dapat dideteksi kurang lebih 5 hingga 6 hari sebelumnya, sehingga akan dilakukan mitigasi,” ujar dia.

Dengan berbagai langkah strategis ini, diharapkan dampak buruk akibat kondisi cuaca ekstrem dapat diminimalisir, terutama bagi masyarakat yang terdampak langsung oleh fenomena hidrometeorologi.

Also Read

Tags

Leave a Comment