Nama Antea Putri Turk belakangan ini menarik perhatian masyarakat setelah ia mengungkap salah satu karya bersejarah dari kakek buyutnya, Wage Rudolf Supratman.
Perempuan muda ini memperkenalkan lagu pertama yang diciptakan WR Supratman, berjudul Indonesia Tjantik, yang ditulis pada tahun 1924 saat sang komponis masih berusia 21 tahun.
Langkah ini diambil dalam rangka peringatan Hari Musik Nasional yang jatuh pada 9 Maret, bertepatan dengan hari kelahiran WR Supratman.
Dalam unggahan video yang menjadi viral di akun Instagram pribadinya, @anteaturk, Antea tampak anggun mengenakan kebaya merah sembari menyanyikan lagu tersebut dengan penuh penghayatan.
“Saya Antea Putri Turk cicit buyut kakak kandung WR Soepratman pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya ingin mengucapkan selamat Hari Musik Nasional yang diperingati setiap 9 Maret,” ungkap Antea dalam video tersebut.
Menariknya, lagu ini ditemukan hanya dalam bentuk lirik tanpa melodi, sehingga Antea mengambil inisiatif untuk menciptakan aransemen musik yang sesuai dengan nuansa era Hindia Belanda.
“Lagu ini baru ditemukan dan ditemukan liriknya saja, dan saya telah membuat melodi dengan yang sesuai dengan zaman waktu itu yaitu era Hindia Belanda,” tambahnya.
Mengenal Sosok Antea Putri Turk
Antea Putri Turk merupakan keturunan langsung dari Ngadini Soepratini, kakak kandung WR Supratman.
Di usianya yang baru menginjak 16 tahun, ia telah menunjukkan bakat luar biasa di bidang musik.
Gadis keturunan Indonesia-Kroasia ini adalah putri kedua dari dr. Dario Turk, Sp.OG., dan Endang Wahyuningsih Josoprawiro.
Sejak usia lima tahun, Antea sudah menampilkan minat yang besar dalam dunia musik.
Ia tak hanya seorang penyanyi berbakat, tetapi juga piawai dalam memainkan berbagai alat musik seperti biola, piano, dan gitar.
Keahliannya semakin diasah melalui berbagai kompetisi internasional, di mana ia tampil sebagai leading soprano serta solois dalam kelompok paduan suara The Resonanz Children’s Choir (TRCC).
Sebagai generasi kelima dari keluarga WR Supratman, Antea memiliki misi untuk terus memperkenalkan warisan musik buyutnya kepada generasi muda.
Salah satu upayanya adalah menampilkan lagu-lagu karya WR Supratman, termasuk versi tiga stanza dari Indonesia Raya, agar tetap dikenal oleh generasi Z.
Pada peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia yang digelar di Balai Kota Semarang pada 17 Agustus 2024, Antea tampil memesona dalam balutan kebaya merah dan tatanan sanggul khas Jawa.
Ia membawakan Indonesia Raya tiga stanza serta Indonesia Tjantik, yang mendapatkan sambutan hangat dari Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Dengan dedikasi serta kecintaannya terhadap musik dan sejarah, Antea Putri Turk menjadi simbol penerus warisan budaya yang terus menjaga dan menghidupkan kembali karya-karya maestro bangsa.
Namanya kini tidak hanya dikenal sebagai cicit buyut WR Supratman, tetapi juga sebagai musisi muda berbakat yang membawa sejarah ke masa kini dengan penuh kebanggaan.