Ancaman Radiasi di Bulan, Bahaya Tersembunyi bagi Astronaut Masa Depan

Rohmat

Sebuah riset terbaru mengungkapkan bahwa para astronaut yang akan menginjakkan kaki di Bulan kelak harus menghadapi ancaman radiasi yang signifikan. Mereka diperkirakan akan terpapar radiasi sebesar 60 microsievert per jam selama berada di permukaan Bulan.

Tingkat paparan ini 200 kali lebih tinggi dibandingkan dengan radiasi di permukaan Bumi. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya atmosfer dan magnetosfer yang berfungsi sebagai perisai alami, sehingga para astronaut langsung terpapar oleh partikel berenergi tinggi yang dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

Tidak hanya di Bulan, paparan radiasi menjadi tantangan besar dalam eksplorasi luar angkasa yang lebih jauh, seperti perjalanan ke Mars. Radiasi matahari yang terdiri dari partikel bermuatan serta sinar ultraviolet dapat merusak struktur sel tubuh. “Radiasi ini berpotensi merusak DNA dan meningkatkan risiko kanker,” seperti yang dikutip dari laman Space pada Jumat (21/03/2025).

Selain itu, paparan radiasi yang terus-menerus dapat menimbulkan dampak serius lainnya, seperti katarak, penuaan dini, dan penurunan sistem imun, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Tak hanya itu, pembuluh darah dan jantung pun berisiko mengalami gangguan, yang pada akhirnya dapat memicu penyakit kardiovaskular bagi astronaut yang menjalani misi jangka panjang.

Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan radiasi luar angkasa dapat mengganggu sistem saraf otak, menyebabkan gangguan kognitif dan penurunan daya ingat. Fenomena ini dikenal dengan istilah “space brain,” yang dapat mengakibatkan astronaut mengalami kesulitan berkonsentrasi, mengambil keputusan dengan lebih lambat, hingga berisiko mengalami gangguan mental dalam jangka panjang.

Salah satu ancaman terbesar dari radiasi luar angkasa adalah badai matahari. Saat badai ini terjadi, lonjakan partikel bermuatan berenergi tinggi dapat meningkatkan paparan radiasi secara drastis, menimbulkan risiko keracunan radiasi akut yang dapat berakibat fatal. Partikel berbahaya ini bahkan mampu menembus lapisan pelindung pesawat luar angkasa dan mengancam keselamatan astronaut di dalamnya jika tidak ada perlindungan yang memadai.

Untuk mengurangi risiko ini, ilmuwan terus mengembangkan berbagai langkah mitigasi. Desain pesawat luar angkasa dan stasiun orbital telah dilengkapi dengan material pelindung radiasi guna meminimalkan paparan terhadap astronaut. Misi luar angkasa juga direncanakan untuk menghindari periode aktivitas matahari yang tinggi, sementara setiap astronaut dibekali dengan sensor radiasi pribadi untuk memonitor tingkat paparan secara real-time.

Selain perlindungan berbasis teknologi, upaya biologis juga terus dikembangkan. Penggunaan bahan pelindung seperti hidrogen dalam struktur pesawat mulai dipertimbangkan karena kemampuannya dalam menyerap radiasi. Bahkan, material berbasis air tengah dieksplorasi sebagai lapisan perlindungan tambahan di dalam kabin pesawat luar angkasa.

Para astronaut juga dibekali dengan pelatihan intensif untuk menghadapi efek radiasi, termasuk konsumsi antioksidan yang berperan dalam melindungi sel dari kerusakan. Pola makan yang kaya nutrisi, serta konsumsi suplemen seperti vitamin C dan E, direkomendasikan untuk membantu meningkatkan ketahanan tubuh terhadap radiasi.

Tantangan terbesar dalam eksplorasi luar angkasa di masa depan adalah misi ke Mars dan wilayah antariksa yang lebih jauh, di mana perlindungan dari medan magnet Bumi tidak lagi tersedia. Oleh karena itu, penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan teknologi pelindung radiasi yang lebih canggih dan strategi misi yang memperhitungkan risiko radiasi, demi memastikan keselamatan dan kesehatan astronaut di luar angkasa.

Also Read

Tags

Leave a Comment